Bom Meledak dan Tewaskan Petugas Keamanan di Antam!

SIMULASI PENERAPAN SOP PENANGANAN TERORIS

Kemarin (22/11) pagi, PT ANTAM UBPN Sultra mendadak riuh akibat ulah demonstran yang mencoba menduduki kantor Antam beringas. Bahkan massa yang tergabung dari seluruh wilayah Pomalaa itu, melempari petugas keamanan dan Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Kolaka, yang mensterilkan areal masuk kantor.

Tak butuh waktu lama, demonstran berhasil dibubarkan dengan melepaskan gas air mata. Keadaan pun kembali kondusif. Akan tetapi, skenario sesungguhnya ternyata baru dimulai. Tak jauh dari lokasi unjuk rasa, sebuah pos jaga meledak dan menyebabkan enam petugas keamanan ANTAM yang tengah berjaga terluka dan satu orang tewas di tempat. Tak hanya itu, pelaku juga menyandera karyawan ANTAM dan meletakkan bom di gedung lainnya.

Atas kejadian itu, petugas keamanan Obyek Vital Nasional (Obvitnas) Polda Sultra merespon cepat, sehingga berkoordinasi dengan Polres dan Kodim Kolaka kemudian menghubungi Satuan Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Sultra.
Namun, ledakan bom yang mengakibatkan petugas keamanan terluka dan tewas itu merupakan simulasi penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang penanganan terorisme di wilayah Obvitnas PT ANTAM UBPN Sultra, yang beroperasi di wilayah Pomalaa, kabupaten Kolaka.

Menurut Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jendral Minerba, Kementrian ESDM Sri Raharjo, Obvitnas bidang ESDM memiliki peranan penting dan strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan Negara dan sebagai sumber pendapatan Negara yang bersifat strategis. Oleh karena itu, pengelolaan, pengawasan dan pengamanan Obvitnas menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

“Ancaman serangan terorisme saat ini harus diwaspadai, karena ancaman terorisme tidak hanya menyasar terhadap fasilitas umum atau publik semata, namun kawasan objek vital nasional bukan tidak mungkin menjadi sasaran dari aksi terorisme. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ancaman serangan terorisme, Kementerian ESDM telah menjalin nota kesepahaman antara Menteri ESDM dengan Kepala BNPT yang kemudian ditindaklanjuti dengan Penyusunan Perjanjian Kerja Sama antara Direktur Jenderal Mineral dan Batubara dengan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),” ujar Sri Raharjo dalam sambutannya, Kamis (22/11).

Selain itu, dibentuk tim yang terdiri dari Kementerian ESDM, BNPT, TNI, POLRI, Akademisi dan Stakeholder yang terkait, untuk menyusun SOP sistem pengamanan Obvitnas Bidang ESDM Subbidang Mineral dan Batubara, dalam menghadapi ancaman terorisme. Adapun penyusunan SOP ini untuk memberikan gambaran kepada perusahaan pertambangan, terkait langkah-langkah tindakan pengamanan perusahaan terhadap ancaman teror.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berperan aktif untuk keberlangsungan acara ini. Saya juga ucapkan terima kasih kepada pihak PT. ANTAM UBPN Sultra, yang telah bersedia dan memfasilitasi kelangsungan acara simulasi SOP ini. Saya mengharapkan acara ini dapat menjadi pedoman pencegahan dan penanganan ancaman terorisme, khususnya pada Objek Vital Nasional Subbidang Minerba dan umumnya untuk perusahaan Tambang di seluruh Indonesia,” tutupnya

Di tempat yang sama, Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol Herwan Chaidir menjelaskan, penerapan SOP melalui simulasi merupakan wujud kehadiran negara dalam memberikan jaminan perlindungan hukum bagi masyarakat, tak terkecuali bagi pelaku usaha di Indonesia.

“SOP itu berlaku menyeluruh bagi dunia usaha dan dapat diterapkan di seluruh kawasan Obvitnas di Indonesia. Selanjutnya SOP yang telah disusun bersama LIPPI dan Universitas Indonesia itu akan diajukan ke DPR, untuk dijadikan sebagai rancangan undang-undang tentang penanganan ancaman terorisme di kawasan Obvitnas,” ungkapnya.

Sementara itu, General Manager PT ANTAM UBPN Sultra, Hartono mengatakan, adanya kegiatan seperti ini setidaknya memberikan rasa aman dan nyaman kepada ANTAM selaku pelaku dunia usaha. “Saya yakin jika tercipta rasa aman dari pelaku usaha, maka iklim dunia usaha semakin kondusif. Hal ini tentunya akan berdampak pada perekonomian daerah maupun nasional. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih atas dibuatnya kegiatan ini. Kami berharap simulasi SOP ini sebatas peragaan dan simulasi saja, Insya Allah ancaman teror terhadap dunia usaha tidak terjadi,” tuturnya.

Hartono juga mengapresiasi Kementrian ESDM dan BNPT yang telah memilih PT ANTAM UBPN Sultra sebagai lokasi pelaksanaan simulasi ini. Terlebih lagi, ANTAM UBPN Sultra merupakan pabrik pertama yang didirikan di Indonesia dan sebagai satu-satunya milik asli bangsa ini, sehingga sudah tepat dijadikan sebagai lokasi tipe SOP ini. (ist)

Sumber : https://kolakaposnews.com

Baca Lainnya

PILIHAN REDAKSI